Keheningan Menjadi Tepuk Tangan

Di bawah sorot lampu Kafe Remang-Remang, Caca, sang introvert berambut singa dan berbaju belel warisan nenek, melangkah ke atas panggung stand-up comedy. Genggaman mikrofonnya bergetar bagai bendera di tengah badai, pertanda kegugupan yang tak tertahankan. Keringat dingin membasahi dahinya, dan desakan untuk buang air kecil semakin menjadi. Caca menarik napas dalam-dalam. Ini adalah kesempatannya untuk menunjukkan bakat komedinya kepada dunia. Tapi, rasa gugup dan keinginan untuk ke toilet membuatnya hampir tidak bisa berdiri tegak. Dia melihat ke arah penonton. Wajah mereka penuh dengan ekspektasi. Caca tahu dia tidak boleh mengecewakan mereka.

Dia membuka mulutnya dan mulai berbicara

"Malam ini," suaranya serak bagai gitar tua, "saya ingin berbagi cerita tentang menjadi seorang introvert. Introvert bukan berarti antisosial, lho. Kita ini kayak baterai handphone, perlu dicharge sendirian. Coba bayangin, kalo dipake terus menerus, gak pernah istirahat, kan baterainya cepet lowbat?"

Penonton tergelak kecil, terhibur dengan analogi sederhana Caca.

"Eh, tapi jangan samakan introvert dengan powerbank ya," matanya berbinar nakal. "Powerbank dicas bentar langsung penuh, lah introvert? Bisa seharian lho! Pernah saya coba nge-charge introvert pake powerbank, eh malah powerbanknya yang lowbat!"

Gelak tawa penonton semakin pecah, membayangkan perjuangan Caca 'menge-charge' teman-teman introvertnya.

"Kalian tahu bedanya introvert dan extrovert? Introvert lebih suka menghabiskan waktu di rumah dengan buku, sedangkan extrovert lebih suka menghabiskan waktu di rumah orang lain dengan buku mereka! Bahkan, ada penelitian yang menunjukkan bahwa introvert lebih suka membaca buku daripada menonton film. Mungkin karena di film, karakternya sudah dipilihkan, sedangkan di buku, kita bebas berimajinasi tentang karakternya. Bisa jadi, karakter utama di novel favoritmu itu mirip dengan gebetanmu lho!"

Penonton tertawa riuh.

"Eh, ada yang pernah ngegebet introvert di sini? Coba angkat tangan! Wah, banyak juga ya! Gimana caranya? Gampang kok. Pertama, jangan langsung ngajak dia ke bioskop atau kafe ramai. Introvert bisa 'overwhelmed' di situasi kayak gitu. Coba ajak dia ke taman atau kafe yang tenang, ngobrol santai sambil baca buku bareng. Dijamin, dia bakal klepek-klepek!"

Penonton kembali tertawa dan riuh.

"Ngomong-ngomong soal ngobrol, introvert emang jago ngobrol dalem chat. Tapi kalo ketemu langsung, kadang kita bisa hening panjang kayak lagi ngeliatin cat jalanan mikirin existential crisis. Tapi percayalah, di balik diamnya introvert, ada banyak pikiran dan imajinasi yang seru!"

Penonton tertawa.

"Pernah gak sih kalian ngobrol sama introvert dan tiba-tiba mereka ngilang kayak ditelan bumi? Jangan panik, guys. Itu tandanya baterai mereka udah lowbat dan butuh waktu untuk dicharge. Sabar aja, nanti mereka muncul lagi kok. Mungkin besok, mungkin lusa, atau mungkin tahun depan. Siapa tau?"

Penonton tertawa.

"Aku pernah pergi ke pesta, tapi hanya bertahan selama 15 menit. Habis itu, aku pura-pura sakit perut dan kabur pulang. Eh, tapi jangan salah sangka, aku bukannya antisosial ya. Aku hanya lebih suka berinteraksi dengan orang dalam dosis kecil. Kayak minum kopi, kalau kebanyakan bisa bikin asam lambung naik. Nah, kalau berinteraksi dengan orang, kalau kebanyakan bisa bikin introvert 'overwhelmed'. Kayak dipaksa minum kopi lima gelas sekaligus, bisa pusing tujuh keliling!"

Penonton tertawa.

"Bahkan, ngobrol sama kasir minimarket aja buat introvert udah bisa jadi interaksi sosial yang melelahkan. Apalagi kalo kasirnya ternyata mantan gebetan! Aku suka berbicara dengan orang, tapi dalam dosis kecil. Eh, tapi aku bukannya sok jual mahal ya. Aku hanya ingin menjaga kesehatan mental dan fisikku. Lagipula, introvert bukan berarti aneh. Kita hanya berbeda. Dan perbedaan itu indah!"

Penonton memberikan tepuk tangan meriah.

"Oh ya, buat kalian yang introvert, jangan takut untuk menunjukkan bakat kalian. Siapa tahu, kalian bisa menjadi stand-up comedian seperti saya! Dan buat kalian yang extrovert, jangan paksa introvert kalian untuk jadi kupu-kupu sosial. Nikmati aja keunikan mereka. Siapa tau introvert kalian jago main piano atau jago bikin puisi cinta yang super romantis! Kayak panci dan wajan. Sama-sama penting di dapur, tapi fungsinya beda!"

Penonton kembali tertawa dan memberikan tepuk tangan meriah.

Komentar