Moderator (berteriak): SIAP UNTUK DEBAT PANAS?! Robot versus Dukun! Di pojok robot sinting, Profesor Namo! Di pojok dukun gila, Mbah Jin! Topik malam ini: Siapa yang lebih pantas meramal masa depan?!
Profesor Namo (menggeram): Robotku, dengan kecerdasan buatan super canggih, mampu menganalisis data segunung! Ekonomi, cuaca, bahkan penyakit - semua bisa diprediksi dengan akurasi tinggi! Robotku tak kenal emosi, tak punya prasangka, hanya fakta dan logika!
Mbah Jin (menggerutu): Robotmu cuma tumpukan besi tua! Masa depan itu liar, Nak! Bisa berubah tergantung niat dan kelakuan manusia. Dukun, dengan ilmu warisan leluhur, bisa melihat gambaran masa depan yang lebih luas, bukan cuma angka-angka mati!
Profesor Namo (menghentakkan tabletnya): Gambaran omong kosong? Kau hanya mengandalkan firasat dan bisikan hantu! Robotku bisa memprediksi bencana alam, menyelamatkan nyawa manusia!
Mbah Jin (mengebrak tongkatnya): Bencana alam itu teguran, Nak! Akibat manusia serakah dan lupa diri! Dukun bisa melihat ketidakseimbangan energi yang memicu bencana, dan mengingatkan manusia untuk menjaga alam!
Moderator (menepuk meja): Hentikan ributnya! Profesor, bagaimana robotmu bisa memprediksi hal-hal non-data, seperti keputusan manusia?
Profesor Namo (menunjuk tabletnya): Robotku menganalisis pola perilaku manusia, mempertimbangkan faktor psikologis dan sosial. Dengan simulasi canggih, robotku bisa memprediksi tren dan keputusan manusia secara umum!
Mbah Jin (tertawa sinis): Ha! Robotmu takkan pernah tahu isi hati manusia, Nak! Dukun, dengan ritual dan mantra sakti, bisa melihat niat tersembunyi dan bagaimana niat itu mempengaruhi masa depan. Dukun bisa membantu manusia memperbaiki niat, sehingga masa depan berubah ke arah yang lebih baik!
Profesor Namo (menggertak): Itu hanya tipuan! Manusia yang menentukan masa depannya sendiri, bukan dukun! Robotku membantu manusia membuat keputusan rasional dan optimal berdasarkan prediksi akurat!
Mbah Jin (berdiri, tongkatnya teracung): Tipuan? Nak, terkadang kepercayaan adalah kekuatan! Dukun bisa menjadi pembimbing spiritual, mengingatkan manusia akan takdir dan jalan hidupnya. Dengan penerimaan dan perbaikan diri, manusia bisa menjalani masa depan dengan lebih tenang!
Moderator (berteriak): WAKTU HABIS! Debat sengit ini menunjukkan dua cara berbeda dalam memprediksi masa depan. Terima kasih kepada Profesor Namo dan Mbah Jin!
Komentar
Posting Komentar