Pak Kodok, detektif kodok paling dihormati di rawa-rawa, sedang menikmati lalat goreng saat asistennya, Kepiting Ketang, tergopoh-gopoh menghampiri. Mata Kepiting Ketang melotot seperti bola pingpong yang akan meletus.
"Pak Kodok, ada bencana besar!" teriak Kepiting Ketang.
Pak Kodok meletakkan lalat gorengnya dengan hati-hati. "Memangnya ada apa?"
"Kumis Bu Buaya raib, Pak!"
Pak Kodok terbatuk-batuk. Kumis Bu Buaya yang terkenal itu? Hilang? "Itu tidak mungkin," gumam Pak Kodok. Kumis Bu Buaya adalah lambang kehormatan dan ketakutan di rawa-rawa. Kehilangan kumis sama saja dengan kehilangan martabat seekor buaya.
"Tapi ini benar, Pak!" seru Kepiting Ketang. "Bu Buaya sedang mengamuk di tengah rawa."
Pak Kodok bangkit tegak. "Hmm, ini kasus yang pelik. Kita harus segera menyelidiki!"
Mereka tiba di tengah rawa, disambut oleh Bu Buaya yang sedang meraung-raung histeris. Tampak wajah Bu Buaya gersang tanpa kumis, membuatnya tampak konyol sekaligus mengerikan.
"Tenang, Bu Buaya," kata Pak Kodok dengan tenang. "Saya, Detektif Kodok, akan mengungkap misteri hilangnya kumis Anda."
Investigasi pun dimulai. Pak Kodok dan Kepiting Ketang mewawancarai penghuni rawa, dari ikan gurami yang cuek sampai kura-kura yang cerewet. Tak ada yang melihat pelaku pencurian kumis itu.
Saat matahari terbenam, Pak Kodok dan Kepiting Ketang sedang beristirahat di bawah teratai raksasa. "Hmm, ada yang janggal," gumam Pak Kodok sambil mengelus dagunya (atau tempat dagunya seharusnya ada).
Tiba-tiba, Kepiting Ketang berteriak, "Pak Kodok, lihat!" Kepiting Ketang menunjuk ke atas.
Di atas teratai, seekor capung sedang berdandan. Capung itu mengenakan kumis Bu Buaya! Capung itu berlenggak-lenggok bak model papan atas.
"Astaga!" seru Pak Kodok. "Itu kan Kumis, capung flamboyan yang terobsesi dengan penampilan!"
Kumis ditangkap basah. Dia mengaku mencuri kumis Bu Buaya karena ingin tampil gagah dan ditakuti seperti Bu Buaya. Akhirnya, kumis Bu Buaya dikembalikan dengan lem super kuat (yang disediakan oleh siput tua penghuni rawa).
Bu Buaya berterima kasih kepada Pak Kodok dan memberinya hadiah berupa... lalat goreng seumur hidup! Reputasi Pak Kodok sebagai detektif terbaik pun semakin terpancar.
Kasus kumis Bu Buaya ditutup. Tapi petualangan Detektif Kodok baru saja dimulai. Nantikan kisah selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar