#2. Jejak Kaki Raksasa

Keesokan harinya, Pak Kodok dan Kepiting Ketang sedang bersantai di tepi rawa. Tiba-tiba, seekor katak kecil berlari ke arah mereka dengan panik.


"Pak Kodok, tolong! Ada jejak kaki raksasa di hutan!" teriak katak kecil.


Pak Kodok dan Kepiting Ketang saling berpandangan. Jejak kaki raksasa? Di hutan rawa yang damai ini?


"Ayo, kita lihat!" kata Pak Kodok dengan penuh semangat.


Mereka bertiga bergegas menuju hutan. Benar saja, di tanah lembab hutan, terdapat jejak kaki raksasa yang dalam dan besar. Jejak kaki itu mengarah ke kedalaman hutan.


"Siapa yang punya jejak kaki ini?" tanya Kepiting Ketang dengan rasa takut.


"Hmm, jejak kaki ini terlalu besar untuk hewan biasa," gumam Pak Kodok. "Mungkinkah ini jejak kaki monster yang diceritakan para tetua?"


Ketakutan mulai menyelimuti hati Kepiting Ketang. "Pak Kodok, ayo kita kembali saja. Aku takut!"


"Jangan khawatir, Kepiting Ketang," kata Pak Kodok dengan berani. "Sebagai detektif, tugas kita adalah mencari kebenaran. Ayo, ikuti jejak kaki ini!"


Dengan langkah ragu-ragu, Kepiting Ketang mengikuti Pak Kodok. Jejak kaki raksasa itu membawa mereka semakin jauh ke dalam hutan yang rimbun dan gelap.


Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh yang menggetarkan tanah. Dari balik pepohonan, muncul sosok raksasa yang tinggi dan besar. Raksasa itu memiliki mata merah yang berapi-api dan gigi taring yang tajam.


Kepiting Ketang menjerit ketakutan dan bersembunyi di balik Pak Kodok.


"Tenang, Kepiting Ketang," kata Pak Kodok dengan suara gemetar. "Kita harus tetap tenang."


Pak Kodok memberanikan diri untuk berbicara dengan raksasa itu. "Maaf, Tuan Raksasa. Kami hanya ingin tahu siapa Anda dan apa yang Anda lakukan di sini."


Raksasa itu menatap Pak Kodok dengan tatapan tajam. "Aku adalah Raksasa Penjaga Hutan," jawabnya dengan suara menggelegar. "Aku di sini untuk melindungi hutan ini dari para penebang liar yang ingin merusak alam."


Pak Kodok dan Kepiting Ketang merasa lega. Raksasa itu ternyata bukan monster jahat, melainkan pelindung hutan.


"Kami minta maaf karena telah mengganggu Anda, Tuan Raksasa," kata Pak Kodok. "Kami tidak tahu bahwa Anda adalah penjaga hutan ini."


Raksasa itu tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku senang kalian tidak berniat jahat."


Raksasa Penjaga Hutan kemudian menceritakan kepada Pak Kodok dan Kepiting Ketang tentang bahaya penebangan liar yang dapat merusak hutan. Pak Kodok dan Kepiting Ketang pun berjanji untuk membantu Raksasa Penjaga Hutan melindungi hutan.


Sejak saat itu, Pak Kodok dan Kepiting Ketang menjadi sahabat Raksasa Penjaga Hutan. Mereka bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan rawa dan memerangi para penebang liar.

Komentar