#4. Hantu Bercahaya


Malam yang sunyi di rawa-rawa. Bulan purnama bersinar terang di langit, dan suara serangga malam terdengar bersahut-sahutan. Tiba-tiba, ketenangan malam itu dipecahkan oleh teriakan ketakutan dari Katak Kecil.


"Hantu! Hantu bercahaya!" teriak Katak Kecil sambil berlari ketakutan.


Pak Kodok dan Kepiting Ketang yang sedang bersantai di tepi rawa segera berlari ke arah Katak Kecil.


"Tenang, Katak Kecil," kata Pak Kodok dengan tenang. "Coba ceritakan apa yang terjadi."


Katak Kecil menceritakan bahwa dia baru saja melihat hantu bercahaya di tepi rawa. Hantu itu melayang-layang di udara dan mengeluarkan cahaya yang terang.


"Hmm, itu aneh," kata Pak Kodok. "Aku belum pernah mendengar tentang hantu bercahaya di rawa ini."


"Mungkinkah itu kunang-kunang?" tanya Kepiting Ketang.


"Kunang-kunang tidak sebesar itu," kata Katak Kecil. "Hantu itu besar dan menyeramkan."


Pak Kodok termenung sejenak. "Baiklah, kita harus mencari tahu apa itu sebenarnya," kata Pak Kodok. "Ayo, kita ikuti jejak Katak Kecil."


Pak Kodok, Kepiting Ketang, dan Katak Kecil pun mengikuti jejak Katak Kecil ke tepi rawa. Di sana, mereka melihat sebuah benda bercahaya yang melayang-layang di udara.


"Itu dia!" teriak Katak Kecil dengan ketakutan.


Pak Kodok mendekati benda bercahaya itu dengan hati-hati. Semakin dekat, dia semakin melihat bahwa benda itu bukan hantu, melainkan sebuah lentera yang terikat pada balon.


"Ini hanya lentera," kata Pak Kodok. "Bukan hantu."


Pak Kodok melepaskan lentera dari balon. Lentera itu pun jatuh ke tanah dan cahaya


Katak Kecil merasa lega. "Terima kasih, Pak Kodok," kata Katak Kecil. "Aku kira itu hantu."


Pak Kodok tersenyum. "Sama-sama, Katak Kecil. Jangan takut pada hal-hal yang belum kamu ketahui. Selalu periksa kebenarannya sebelum kamu percaya."

Komentar